Catatan Rihlah Aaademic STAIM Tulungagung  Malaysia -Thailand 12
Catatan Rihlah Aaademic STAIM Tulungagung  Malaysia -Thailand 12
Mon, 16 June 2025 6:26

STAIM TULUNGAGUNG-UNIPSAS MALAYSIA: MENSINERGI PENDIDIKAN MELALUI JOINT RISEEACH

STAIMTA.AC.ID. Langit siang di Kuantan, Pahang, Malaysia, menyambut dengan cerah. Udara segar yang menyapu pepohonan kampus Universiti Islam Pahang Sultan Ahmad Shah (UnIPSAS) seolah ikut menyambut rombongan dari Indonesia, tepatnya dari Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung. Di balik kunjungan ini tersimpan sebuah misi besar: mempererat hubungan akademik antarbangsa melalui kerjasama resmi dan dialog ilmiah lintas institusi. Hari itu bukan sekadar seremoni, melainkan awal dari sinergi pendidikan Islam masa depan antara dua institusi pendidikan tinggi dari dua negara serumpun yang menjunjung nilai-nilai keilmuan dan ukhuwah.

Kehadiran rombongan STAIM Tulungagung di lobi utama kampus disambut dengan penuh keramahan oleh jajaran pimpinan UnIPSAS. Saat itu langsung dipersilahkan masukke ruang meeting di lantai 2 kampus utama di Km 8, Jalan Gambang, 25150 Kuantan, Pahang Darul Makmur, Malaysia. Wajah-wajah cerah menyiratkan antusiasme, menyatukan semangat kolaborasi dalam semesta yang sama: dunia pendidikan Islam yang berkemajuan. Ketua STAIM Tulungagung, Dr. H. Suripto, SAg., MPd.I, beserta rombongan yang terdiri atas sembilan perguruan tinggi lainnya. Sementara dari pihak tuan rumah, tampak hadir Naib Canselor UnIPSAS, Profesor Dato’ Dr. Hj. Mohd Zawavi bin Zainal Abidin, beserta pimpinan fakultas dan pusat riset.

Acara resmi pembukaan digelar di ruang meeting senat UnIPSAS. Dekorasi ruangan mencerminkan perpaduan nuansa akademik dan budaya Melayu Islam. Suasana tampak khidmat namun hangat. Dalam sambutannya, Profesor Dato’ Dr. Hj. Mohd Zawavi menyampaikan bahwa kolaborasi internasional dalam pendidikan tinggi adalah keharusan di era global, terlebih bagi institusi Islam yang memiliki tanggung jawab besar terhadap umat. “Riset dan pendidikan bukan hanya untuk ilmu, tetapi untuk masyarakat. Kerjasama ini adalah langkah strategis memperkukuh penyelidikan yang berdampak dan membina ummah yang berdaya saing,” ujarnya, disambut tepuk tangan dari para hadirin.

Delegasi rombongan STAIM Tulungagung memberikan sambutannya dengan penuh semangat, menggarisbawahi bahwa kunjungan ini adalah lebih dari sekadar memenuhi agenda kelembagaan. Menurutnya, ini adalah bagian dari gerakan pembaruan dalam pendidikan Islam berbasis kolaborasi, keterbukaan, dan inovasi. “Kami percaya bahwa pendidikan Islam hari ini harus menjadi ruang kolaboratif global yang saling menguatkan, bukan hanya antara dosen dan mahasiswa, tetapi juga antarnegara, antarbudaya, dan antardisiplin ilmu,” tegasnya. Suasana ruangan menjadi semakin hangat, mencerminkan rasa persaudaraan akademik yang tumbuh cepat di antara dua institusi ini.

Usai seremoni pembukaan, acara dilanjutkan dengan agenda dialog dan sharing session hasil riset. Kegiatan ini menjadi ruang temu intelektual dari rombongan STAIM dan UnIPSAS untuk saling mempresentasikan dan mendiskusikan penelitian-penelitian yang telah mereka lakukan. Tema besar yang diangkat dalam forum ini adalah “Riset Berdampak untuk Transformasi Ummah”, sebuah tema yang mengandung misi besar: menjadikan riset sebagai jembatan antara dunia akademik dan kebutuhan umat.

Prof. Dr. Haeruddin Bin Mohd Ali, guru besar manajemen dan leadership UnIPSAS membuka presentasi dengan penelitian bertajuk “No Follower Are left Behind: Toward a Victories Higher Education Institutions’ Leadership”. Topik ini memukau para peserta, terutama dari STAIM, karena membawa dimensi manajemen dan kepemimpinan yang sangat dalam dalam dunia pendidikan Islam. Dalam paparannya hasil reseahnya beliau menemukan bahwa: Islamic Workplace Spiritually (IWP) berbadaing lurus dengan Organizational Effectiveness (OE). Sehingga  menurutnya tidak boleh ada pengikut yang tertinggal menuju kemenangan kepemimpinan Lembaga Pendidikan tinggi. Maka spiritualitas tempat kerja Islam mesti menghasilkan organisasi yang efektif.

Sesi selanjutnya adalah presentasi dari delegasi rombongan rihlah akademik yang mempresentasikan hasil penelitian disertasinya yang disampaikan Dr. Bagus Jamroji Lc dari STIT Muhammadiyah Kediri tentang Pendidikan pesantren. Menurutnya lembaga pendidikan dibawah naungan pesantren di Indonesia merupakan Pendidikan yang paling tua, tetapi dalam perkembangannya dihadapkan oleh dinamika kebijakan pemerintah yang senantiasa berubah. Perubahaan policy yang juga diiringi dengan perubahan dinamika  sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut menempatkan pesantren harus melakukan adaptasi dengan berbagai peribahan yang terjadi.

Forum ilmiah dalam sharing session ini kemudian mengalir dalam sesi dialog terbuka. Diskusi ini menyentuh aspek-aspek mendalam tentang peran riset dalam merespons tantangan umat Islam kontemporer.  Oleh karena itu perguruan tinggi harus  memastikan bahwa riset kita tidak berhenti di perpustakaan, tetapi hidup dalam Masyarakat. Persoalan ini menjadi titik balik yang menyentuh banyak peserta. Artinya bahwa penting bagi kita untuk tidak hanya menulis jurnal ilmiah, tapi juga menulis narasi perubahan di lapangan. Riset bukan tujuan akhir, tetapi alat untuk melayani ummat.

Beberapa gagasan penting muncul dalam dialog tersebut, menghasilkan titik temu perlunya membentuk kolaborasi dalam bentuk joint reseach  antara STAIM dan UnIPSAS.  Agar riset dari kedua lembaga bisa disebarluaskan secara internasional. Disamping itu perlu  adanya penyelenggaraan workshop, pelatihan, international conference  bersama bagi dosen dan mahasiswa, terutama dalam metode penelitian berbasis konteks lokal, regional, nasional, dan global. Rencana kolaborasi untuk riset bersama yang mengangkat isu-isu strategis umat Islam Asia Tenggara seperti literasi digital Islami, dakwah digital, serta integrasi ilmu dan nilai keislaman dalam kurikulum pendidikan tinggi.

Puncak dari kunjungan akademik ini dalam waktu dekat akan diadakan  Memorandum of Understanding (MoU) antara STAIM Tulungagung dan UnIPSAS. Poin-poin penting yang menjadi kesepakatan dan akan ditindaklanjuti anatara kedua belah mencakup berbagai bidang: pertukaran mahasiswa dan dosen, riset kolaboratif, serta penyelenggaraan seminar dan konferensi bersama. Dalam rihlah akademik hari kelima ini, kedua institusi telah menjalin silaturohmi akademik yang beorientasi pada kolaborasi masa depan berkelanjutan. Tepuk tangan riuh mengiringi momen bersejarah itu, sekaligus menjadi pertanda bahwa kerja sama lintas batas kini bukan lagi angan-angan, tetapi kenyataan.

Setelah acara formal selesai, suasana berubah menjadi lebih cair. Peserta dari kedua negara saling bertukar kontak, berdiskusi ringan sambil menikmati jamuan minum petang yang disiapkan oleh tuan UnIPSAS. Menu the Tarik dan laksa khas Malaysiapun menjadi simbol persaudaraan kuliner yang mempererat ikatan antarbangsa. Dalam suasana santai itu, para rombongan STAIM Tulungaung tampak akrab dan berbagi cerita tentang pengalaman akademik masing-masing. Ada rasa bangga sekaligus haru, bahwa lintas budaya dan negara ternyata bisa dipersatukan oleh semangat yang sama: belajar dan berbagi demi kemajuan umat.

Seorang dosen UnIPSAS yang turut serta dalam dialog menyatakan, “Kegiatan ini membuka mata saya bahwa saudara kita di Indonesia pun memiliki semangat riset dan inovasi yang tinggi. Saya berharap suatu saat bisa bertukar belajar di sana.” Sebuah pernyataan yang senada juga disampaikan oleh dosen STAIM, “Hari ini saya tidak hanya menambah ilmu, tetapi juga menambah saudara. Semoga kerjasama ini terus berlanjut dan memberi manfaat bagi banyak orang.”

Kunjungan akademik ini tak ubahnya jendela yang dibuka lebar ke arah masa depan pendidikan Islam yang inklusif dan kolaboratif. Lawatan ini bukan akhir dari sebuah perjalanan, tetapi awal dari berbagai potensi yang akan terus tumbuh: pertukaran gagasan, inovasi bersama, dan pertumbuhan kapasitas kelembagaan yang berkelanjutan. Di balik senyum dan pelukan perpisahan, ada semangat baru yang terpatri dalam hati setiap peserta—bahwa ilmu bukan milik satu bangsa, dan bahwa pendidikan Islam memiliki wajah global yang berakar kuat dalam nilai-nilai lokal.

Setelah selesai acara Santai minum petang, rombongan rihlah akademik STAIM Tulungagung langsung menuju tempat istirahat di DSH Hotel yang berlokasi di No. 86, Lorong Pandan Perdana 1/23, Taman Pandan Mewah, 25150 Kuantan, Pahang, Malaysia. Mengakhiri perpisahan persahabatan dalam agenda rihlah akademik ke UnIPSAS, pada malam harinya ditutup dengan jamuan makan malam bertempat di Restoran Kassim baba Roti Tempayan HQ Kuantan. Manu roti tempayan yang dipadu dengan daging maskan khas Arab dilengkapi dengan nasi kebuli pulus ayam dan kambing, menandai bentuk persahabatan lintas batas bahwa kita disatukan oleh nilai-nilai yang sama.

Dalam perjalanan pulang dari jamuan makan malam menuju hotel, suasana dalam rombongan STAIM tampak penuh renungan. Beberapa mencatat ide-ide baru, sebagian lain masih membahas kemungkinan kolaborasi konkret. Tapi satu hal yang pasti, mereka kembali tidak hanya membawa pengalaman, melainkan juga membawa misi: membumikan ilmu pengetahuan dalam realitas sosial dan menyatukan langkah dalam membangun peradaban melalui pendidikan Islam. (Soeripto)

Akademik, Kampus

Artikel Lainnya

Catatan Rihlah Academic STAIM Tulungagung Malaysia -Thailand  11
HUMANITY & TECHNOLOGY IN HARMONY: KOLABORASI  STAIM DAN UMPSA DARI KUANTA...
Mon, 16 June 2025 | 6:16
Catatan Rihlah Academic STAIM Tulungagung Malaysia -Thailand 10
STAIM – IAB MALAYSIA MEMBANGUN KERJASAMA STRATEGIS MENCETAK LEADERSHIP PENDID...
Mon, 16 June 2025 | 4:19
Catatan Rihlah Academic STAIM Tulungagung Malaysia -Thailand 9
EXOTISME ICONIC  GENTING HIGHLAND MENYAPA STAIM TULUNGAGUNG STAIMTA.AC.ID. S...
Sun, 15 June 2025 | 1:49
Catatan Rihlah Academic STAIM Tulungagung Malaysia -Thailand 8
JEJAK ILMU-UKHUWAH STAIM KE MASJID AL-GUFRON MALAYSIA STAIMTA.AC.ID. Perjala...
Sun, 15 June 2025 | 1:48